Oleh: Erwin Kusumastuti, S.Th.I., M.Pd.
Nikmat sehat akan lebih terasa apabila kita pernah merasakan sakit berat kemudian sembuh.
Sesungguhnya nikmat sehat merupakan kenikmatan yang sangat mahal dan hampir-hampir tiada bandingannya.
Betapa berharganya nikmat sehat ini Sehingga didalam sebuah hadits, Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا. رواه الترمذي وابن ماجه: حسن
“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya dan dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.”
(HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kita melihat kenyataan manusia rela mengeluarkan biaya besar untuk berobat, ini bukti nyata mahalnya kesehatan yang merupakan kenikmatan dari Alloh Ta’ala.
Akan tetapi kebanyakan manusia lalai dari kenikmatan kesehatan ini, dia baru ingat jika kesehatan hilang darinya.
Kebanyakan manusia tertipu jika Alloh berikan nikmat,
padahal semua nikmat yang diberikan oleh Alloh akan dipertanggung jawabkan.
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ. رواه الترمذي : حسن صحيح
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah berpindah pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal :
(1) Umurnya, untuk apakah ia habiskan
(2) Ilmunya, apakah telah ia amalkan
(3) Hartanya, bagaimana cara ia
mendapatkannya dan dalam hal apa ia
belanjakan
(4) Badannya, untuk apakah ia gunakan.
(HR. At-Tirmidzi)
Ingatlah bahwa 4 hal di atas akan ditanya kelak pada hari kiamat, yaitu umur, ilmu, harta dan badannya.
Ketika seseorang mendapatkan nikmat namun tidak ia gunakan untuk taat, maka itu adalah musibah.
Diantara sekian banyak nikmat yang telah Alloh berikan, ada dua nikmat yang manusia lalai darinya. Nikmat tersebut adalah kesehatan dan waktu luang.
Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ. رواه البخاري
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.”
(HR.Bukhori)
1. Kesehatan
Banyak manusia yang sehat, namun tertipu dengan kesehatannya. Ia tak gunakan kesehatannya untuk taat, namun untuk maksiat.
Sementara di luar sana ada sebagian
orang yang ingin melakukan ketaatan, namun tak mampu melakukannya dikarenakan sakit yang di derita.
Padahal badan yang sehat akan ditanyakan, digunakan untuk apa. Apakah digunakan untuk mendatangi pengajian ataukah mendatangi tempat-tempat maksiat.
Barulah ia tersadar ketika terbaring lemah tak berdaya karena sakit, sehingga sesal pun tak terelakkan.
2. Waktu luang
Waktu adalah sesuatu yang terus berputar dan tak akan kembali lagi. Oleh karena itu betapa banyak manusia yang tersesali oleh waktu.
Waktunya hanya berlalu begitu saja, tanpa ada manfaat dan faidahnya. Hidupnya hanya menghabiskan waktu dan menyisakan penyesalan umur.
Waktu ibarat pedang bermata dua, jika digunakan untuk kebaikan, maka baik pula. Sebaliknya, jika digunakan untuk keburukan, maka dampak buruk akan terjadi di kemudian hari.
Betapa tidak, sebagian orang ada yg menghabiskan waktunya hanya untuk maksiat. Tatkala ia sudah senja, maka ia baru sadar, menangisi masa tuanya karena ia tak menghabiskan waktu dan umurnya untuk taat kepada Alloh.
KESEHATAN ADALAH MAHKOTA YANG BERTENGGER DI ATAS KEPALA ORANG SEHAT DAN HANYA BISA DILIHAT OLEH ORANG YANG SAKIT
Kesehatan diibaratkan “Mahkota” karena ia adalah kekayaan yg amat berharga hanya karena letaknya di atas kepala sendiri sulit bagi seseorang utk melihatnya
Tak banyak yang bisa mensyukuri keberadaannya dan merasakan nikmatnya.
Sebaliknya, bagi orang yang menderita sakit mereka dapat melihat Mahkota kesehatan tersebut karena merasakan langsung.
Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara.
Jika di masa muda, sehat, kaya, waktu senggang sulit untuk beribadah, maka jangan harap selain waktu tersebut bisa semangat.
Ditambah lagi jika benar-benar telah datang kematian, bisa jadi yang ada hanyalah tinggal penyesalan dan tangisan.
Dari Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ.المستدرك على الصحيحين للحاكم
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu
tuamu
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu
(3) Masa kayamu sebelum datang masa
kefakiranmu
(4) Masa luangmu sebelum datang masa
sibukmu
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.
(HR. Al Hakim)
“Jika waktu muda sudah malas beribadah, jangan harap waktu tua bisa giat beribadah.
Jika waktu sehat saja sudah malas beribadah, jangan harap ketika susah saat sakit bisa semangat beribadah.
Jika saat kaya sudah malas sodakoh, jangan harap ketika miskin bisa mengeluarkan hartanya untuk jalan kebaikan.
Jika ada waktu luang enggan sambung ngaji, jangan harap saat sibuk bisa duduk atau menyempatkan diri untuk sambung ngaji.
Jika hidup sudah malas beribadah apa sekarang mau tunggu mati?
Lihatlah mereka yang menyesal
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ . وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ . سورة المنافقون ١١ – ١٠
“Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu,
lalu ia berkata: “Ya Tuhan-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersodakoh dan aku termasuk orang-orang yang sholih?”
Dan Alloh sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Alloh Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al Munafiqun: 10-11).
Semoga kita semua senantiasa didalam perlindungan Alloh dlm keadaan sehat wal’afiat tetap didalam hidayah-Nya sampai akhir hayat kita dlm keadaan husnul khotimah…
Aamiin YRA..
Semoga bermanfaat…!!!
Alhamdulillahi JazaaKumulloohu Khoiron.