Oleh: Erwin Kusumastuti, S.Th.I., M.Pd.
Dosen UPN “Veteran” Jawa Timur
Bela negara merupakan kewajiban setiap warga negara, tak terkecuali bagi umat Islam. Konsep bela negara dalam Islam bukan sekadar tindakan fisik semata, melainkan juga melibatkan aspek spiritual yang mendalam. Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya membela negaranya. Inti dari pemahaman ini terletak pada sinergi antara iman dan amal saleh. Konsep yang paling sering dikaitkan dengan bela negara dalam Islam adalah jihad. Namun, jihad tidak selalu berarti peperangan fisik. Jihad memiliki makna yang luas, termasuk perjuangan melawan hawa nafsu, kebodohan, dan ketidakadilan. Konsep jihad fisabilillah dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 256: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat…” Ayat ini menegaskan kebebasan beragama, namun juga mengandung pesan bahwa agama Islam adalah agama kebenaran yang harus dipertahankan.
Iman kepada Allah SWT merupakan fondasi utama dalam melaksanakan tugas bela negara. Seorang Muslim yang memiliki iman yang kuat akan senantiasa yakin bahwa segala tindakan yang dilakukan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah. Keyakinan ini akan memberikan kekuatan dan semangat yang luar biasa dalam menghadapi segala tantangan dan cobaan. Dengan iman yang kokoh, seorang Muslim akan merasa tenang dan tidak gentar menghadapi musuh, karena ia yakin bahwa Allah SWT senantiasa bersamanya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 151: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
Selain iman, amal saleh juga menjadi faktor penting dalam bela negara. Amal saleh yang dimaksud di sini bukan hanya tindakan fisik seperti bertempur di medan perang, tetapi juga mencakup berbagai bentuk kebaikan lainnya, seperti menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menyebarkan nilai-nilai kebaikan, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan melakukan amal saleh, seorang Muslim tidak hanya membela negaranya secara fisik, tetapi juga turut serta dalam membangun peradaban yang lebih baik. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda, “Cinta tanah air adalah bagian dari iman.”
Sinergi antara iman dan amal saleh dalam bela negara dapat dijelaskan melalui beberapa contoh konkret. Pertama, seorang prajurit Muslim yang bertempur di medan perang akan senantiasa mengingat Allah SWT dan memohon pertolongan-Nya. Ia akan berperang dengan penuh keberanian dan keikhlasan, karena yakin bahwa Allah SWT akan memberikan kemenangan kepada pihak yang benar. Kedua, seorang ilmuwan Muslim yang mengembangkan teknologi untuk kepentingan bangsa juga dapat dianggap sebagai pahlawan yang membela negaranya. Dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, ia berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa.
Dalam konteks kekinian, konsep bela negara dalam Islam tetap relevan. Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini semakin kompleks, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan generasi muda yang memiliki iman yang kuat dan semangat bela negara yang tinggi. Pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Islam dapat menjadi salah satu solusi untuk membentuk generasi muda yang berkualitas dan memiliki kepribadian yang tangguh.
Arti jihad sangatlah luas juga termasuk di dalamnya adalah patriotisme warga negara yang termasuk juga didalamnya ada generasi milenial untuk berjuang demi bangsa dan negara sebagaimana dijelaskan dalam tafsir surat Al-Hujurat ayat 13 yang berisi “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” Perjuangan tersebut mengingatkan kita pada perjuangan generasi muda pada masa kemerdekaan untuk memerdekakan bangsa ini maka generasi milenial dimasa setelah kemerdekaan harus mengisi kemerdekaan itu dengan menjaga kedaulatan tanah air Indonesia, ikut berperan dalam pembangunan jiwa dan raga bangsa dan negara serta ikut berperan dalam memakmurkan dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia, semuanya itu merupakan jihad patriotik yang bisa dilakukan oleh generasi milenial ( Putri Khoir, 2021).
Bela Negara sendiri menyerupai bentuk dari pendekatan human security, meskipun pada istilah yang digunakan bermakna term “Negara”. Selain bermain pada dimensi individu, Bela Negara juga bermain dalam tatanan psikologis, dikarenakan di dalamnya ada upaya untuk melakukan penyadaran terhadap warga negara untuk membela negaranya (Bima, 2021).
Untuk membangun sikap bela negara untuk bangsa dan negara semua warga negara perlu memahami berbagai aspek yang meliputi: konsepsi jiwa, semangat dan nilai juang 45, tanggung jawab etik, moral dan konstitusi, serta sikap mendahulukan kepentingan nasional di atas kepentingan masing – masing atau golongan tertentu. Dengan sikap bela negara demi untuk bangsa dan negara, dapat membangun kekuatan bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang kuat, kokoh dan handal demi untuk mensukseskan pembangunan nasional berpijak pada potensi bangsa negara secara mandiri (Bima, 2021).
Berikut ini beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari bela negara:
(1) Membentuk sikap disiplin waktu serta aktivitas dan pengaturan kegiatan lain.
(2) Dapat membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
(3) Membentuk mental dan fisik yang kuat.
(4) Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri masing-masing.
(5) Melatih jiwa kepemimpinan dalam memimpin individu maupun kelompok.
(6) Membentuk iman dan taqwa pada agama atau kepercayaan yang dianut oleh individu.
(7) Patuh pada orang tua, bangsa, dan agama.
(8) Mengasah kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melakukan kegiatan.
(9) Melenyapkan sikap negatif seperti malas, cuek, boros, egois, dan ketidakpatuhan ( Ajeng, 2020 ).
Kesimpulan
Bela negara dalam pandangan Islam merupakan kewajiban yang sangat mulia. Sinergi antara iman dan amal saleh menjadi kunci utama dalam melaksanakan tugas bela negara. Dengan iman yang kuat, seorang Muslim akan memiliki motivasi yang tinggi untuk berjuang demi agama dan negaranya. Sementara itu, amal saleh yang dilakukan akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita sebagai umat Islam untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan amal saleh kita, agar kita dapat menjadi generasi yang mampu membela negara dengan sebaik-baiknya.